Gelombang : 22
Hari /Tanggal : Rabu, 27 Oktober 2021
Narasumber : Sudomo, S.Pt
Moderator : Dail Ma'ruf
Bismillahirrahmanirrahim
Malam ini Pelatihan Belajar Menulis PGRI, masuk pada pertemuan ke-11, narasumber kita kali ini adalah bapak Sudomo, S.Pt. Pengajar IPA di SMP Negeri 3 Lingsar Lombok Barat NTB dan masih aktif mengikuti Program Pendidikan Guru Penggerak Angkatan 2 Kabupaten Lombok Barat. Dibersamai dengan bapak Dail Ma'ruf sebagai moderator.
Tema yang akan disampaikan malam ini adalah "Kiat Menulis Cerita Fiksi". Pengalaman beliau menulis, berawal dari passion untuk menulis fiksi tahun 2009, akhirnya bergabung dengan komunitas menulis fiksi, mengikuti berbagai kompetisi, dan akhirnya benar-benar jatuh cinta dengan tulisan fiksi.
Beliaupun menekuni kelas-kelas menulis fiksi dan pernah lolos dalam seleksi workshop menulis cerpen Kompas.
"Mengapa kita harus menulis fiksi?"
Adanya Asesmen Nasional Berbasis Komputer (ANBK). Salah satu komponen dalam AKM atau ANBK adalah literasi, yaitu teks literasi fiksi. Dengan mampu menulis cerita fiksi, seorang guru tentu akan lebih mudah membuat soal latihan AKM untuk muridnya. Setidaknya guru tidak hanya mengandalkan soal latihan dari internet. Namun, guru bisa membuatnya sendiri untuk kebutuhan sehari-hari dalam mengajar.
"Bagaimana cara membuat cerita Fiksi?"
Untuk mengetahui cara membuat cerita fiksi, terlebih dulu kita harus memahami syarat-syarat menulis cerita fiksi. Secara umum syarat-syarat menulis cerita fiksi sama dengan syarat-syarat menulis bentuk lainnya. Bedanya terletak pada kebiasaan kita sebagai penulis untuk mengembangkan imajinasi. Banyak membaca akan menghadirkan banyak pengalaman dan pemahaman hal baru terkait menulis cerita fiksi.
Bentuk cerita fiksi bermacam-macam. Yang umum kita kenal adalah cerpen dan novel. Bentuk cerita fiksi kebanyakan perbedaannya terletak pada jumlah kata dan kompleksitas konflik cerita, Cerpen biasanya hanya satu konflik, sedangkan novel lebih rumit konfliknya.
Bentuk-bentuk cerita fiksi masih banyak lagi. Ada fiksimini, flashfiction, pentigraf, novelet, novela.
Unsur yang harus diperhatikan dalam membentuk cerita fiksi
" Tema "
Tema adalah Ide pokok cerita,
Tips menentukan tema: dekat dengan penulis, menarik perhatian penulis, bahan mudah diperoleh, dan ruang lingkup terbatas.
Cara menentukan tema: Menyesuaikan dengan minat, mengangkat kehidupan nyata, berimajinasi, membaca, dan mendengarkan curahan hati;
Contoh Tema: Berkah kejujuran; Pendidikan dan kemiskinan; Persahabatan tiga anak SD; Pengalaman siswa selama Belajar di Rumah; Perjuangan guru selama Pembelajaran Jarak Jauh
" Premis "
Premis adalah Ringkasan cerita dalam satu kalimat.
Unsur-unsur premis: karakter, tujuan tokoh, rintangan/halangan, dan resolusi.
Cara membuat premis: tulis masing-masing unsur pembentuknya kemudian rangkai menjadi satu kalimat utuh.
Contoh Premis: Seorang anak SD mengajak dua orang temannya melakukan perjalanan ke rumah kakeknya dan berusaha memperoleh pemahaman tentang materi IPA
" Alur/Plot "
Alur/Plot adalah Struktur rangkaian kejadian dalam cerita;
Macam-macam alur: Alur maju, alur mundur, alur campuran, alur flashback, dan alur kronologis
Unsur-unsur alur/plot: Pengenalan cerita, Awal konflik, Menuju konflik, Konflik memuncak/klimaks,
Penyelesaian/ending
Unsur-unsur alur/plot tersebut urutannya bisa diubah tergantung pada jenis alur yang dipilih.
" Penokohan "
Penokohan adalah Penjelasan selangkah demi selangkah penjelasan detail karakter dalam cerita
Macam-macam tokoh: protagonis, antagonis, dan tritagonis
Teknik penggambaran tokoh: analitik, fisik dan perilaku tokoh, lingkungan tokoh, tata bahasa tokoh, dan penggambaran oleh tokoh lain.
" Latar/Setting "
Latar/setting adalah Penggambaran waktu, tempat, dan suasana terjadinya peristiwa-peristiwa dalam cerita.
Jenis-jenis latar: latar waktu, latar tempat, latar suasana, latar sosial, latar material, dan latar integral.
Sudut Pandang.
Cara penulis menempatkan dirinya terhadap cerita yang diwujudkan dalam pandangan tokoh cerita.
Macam-macam sudut pandang: Orang Pertama Tunggal, Orang Pertama Jamak, Orang Kedua, Orang Ketiga Tunggal, Orang Ketiga Jamak, dan Campuran
Bagaimana proses kreatif menulis cerita fiksi?
1. Niat: Motivasi diri untuk memulai dan menyelesaikan tulisan
2. Baca Fiksi orang lain: Upaya menemukan bahan belajar/referensi berupa ide, pemilihan kata, serta gaya dan teknik penulisan. semua unsur tersebut dikreasikan menjadi cerita fiksi.
3. Ide dan genre:
* Segera catat saat ide mendadak muncul
* Menemukan ide dengan cara mengembangkan imajinasi
* Pemilihan genre disesuaikan dengan yang disukai dan dikuasai
4. Outline
* Kerangka disusun berdasarkan unsur-unsur pembangun cerita fiksi
* Menentukan tema agar pembaca mengerti lingkup cerita fiksi kita
* Membuat premis sesuai tema
* Menentukan uraian alur/plot berdasarkan unsur-unsurnya
* Menentukan penokohan berdasarkan jenis dan teknik penggambaran watak tokoh dengan baik
* Menentukan latar/setting dengan menunjukkan sisi eksotis dan detail
* Memilih sudut pandang penceritaan yang unik
5. Menulis
* Membuka cerita dengan baik (dialog, kutipan, kata unik, konflik)
* Melakukan pengenalan tokoh dan latar dengan baik dengan cara memaparkan secara jelas kepada pembaca
* Menguatkan sisi konflik internal dan eksternal tokoh
* Menggunakan pertimbangan logis agar tidak cacat logika dan memperkuat imajinasi
* Memilih susunan kalimat yang pendek dan jelas
* Memperkuat tulisan dengan pemilihan kata (diksi)
* Membuat ending yang baik
6. Swasunting
* Dilakukan setelah selesai menulis;
* Jangan menulis sambil mengedit;
* Memfokuskan penyuntingan pada kesalahan pengetikan, pemakaian kata baku dan istilah, aturan penulisan, ejaan, dan logika cerita;
* Usahakan menempatkan diri pada posisi sebagai penyunting agar tega menyunting tulisan sendiri;
* Jangan lupa menyiapkan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) dan Pedoman Umum Ejaan
Bahasa Indonesia (PUEBI).
Demikian pemaparan Narasumber tentang kiat menulis cerita Fiksi, semoga kita semua bisa untuk mencoba menulis cerita fiksi.
dilanjutkan dengan pertanyaan :
P1 : Risda - cilegon
Agar cerita kita enak dibaca dan seru, apa triknya Pak?
J1. Salah satu trik agar cerita kita enak dibaca dan seru adalah melibatkan pembaca dalam tulisan kita. Teknik ini bisa pakai show don't tell.
P2 : bu anis - pangkalpinang
*Bagaimana cara menemukan minat menulis fiksi, non fiksi atau lainnya, karena saat mencoba semuanya selalu ingin menampilkan yg terbaik, hanya tidak paham apakah sudah sesuai dengan bakat dan kemampuan saya?
*Tips menentukan tema maksudnya dekat dengan penulis dst...itu apa ya pak?
J2. Passion terhadap jenis tulisan akan kita temukan seiring waktu. Memang tidak serta merta, tetapi butuh proses. Kita bisa mengetahuinya saat menyadarinya jenis tulisan kita. Terkait tema yang dekat dengan penulis, kita ambil contoh seorang guru, tentu akan lebih mudah menuliskannya jika kita membuat cerita fiksi tentang guru dan murid.
P3 : Saya Mulyanita dari Bekasi
Apakah di semua bentuk cerita fiksi harus memiliki 5 unsur cerita? Krn fiksimini itu kan sedikit ya kata-katanya ya pak.
J3. Benar bun Bu. Meskipun fiksimini sangat singkat tetapi idealnya harus ada unsur-unsur tersebut.
P4 : Maryani - Mempawah, Kalbar
Bagaimana menulis cerita fiksi yang terinspirasi dari pengalaman hidup kita tetapi tidak tampak seperti kita menceritakn kisah kita itu.
J4 : Kita sebagai penulis bisa numpang curhat lewat tulisan. Agar 'sembunyi' lebih aman, kita bisa mengganti tokoh, latar atau sudut pandang. Kita pakai temanya saja kemudian tambahkan bumbu-bumbu penyedap biar lebih dramatis dan enak dibaca
P5 : Widya
Dalam cerpen/ novel terkadang saya seolah ikut masuk kedalam cerita. Rasa sedih, takut, bahkan seolah ikut dalam petualangan si tokoh cerita yang seperti nyata. Sensasi ini menimbulkan ketagihan untuk membacanya. Bagaimana caranya menuliskan cerpen dengan sensasi seperti itu? Apa ada triknya?
J5. menggunakan teknik show don't tell. Jadi kalau misalnya kita menggambarkan tokoh sedang sedih, kita bisa menuliskan sedihnya seperti apa tanpa harus menuliskan langsung bahwa tokoh sedang sedih. Namun, dari tulisan kita, pembaca tahu bahwa tokoh kita sedang sedih. Ini memang tidak mudah. Membutuhkan kebiasaan terus mengasahnya dengan cara terus belajar menulis.
P6 : Susi, dari Kayu Agung, Sumatera Selatan.
Apa itu premis ? dan bagaimana kedekatannya dengan tema?. Kemudian, dalam pengembangan cerita, seberapa jauh kita bisa menciptakan alur tambahan yang membawa pembaca pada tokoh baru dan konflik yang terjadi pada tokoh itu? Apakah setiap masalah yang dialami tokoh, harus diselesaikan?
J6. Premis secara sederhana adalah ringkasan cerita utuh dalam satu kalimat. Artinya hanya dengan membaca premis, kita bisa mengetahui cerita secara keseluruhan. Misalnya novel Harry Potter. Premisnya adalah seorang anak yang pandai sihir harus berjuang melawan penyihir jahat demi kedamaian dunia. Kedekatan premis dengan tema, premis adalah pengembangan tema. Alur tambahan bebas ditambahkan asal sesuai dengan outline atau kerangka karangan yang sudah kita susun. Setiap masalah tokoh harus selesai. Hal ini karena ini merupakan syarat sebuah cerita.
P7 : syarifa pua djiwa
Ketika saya membuat tulisan fiksi, namun tidak berdasarkan unsur-unsur dlm penulisan cerita fiksi apakah itu bisa di sebut sebagai sebuah cerita dan apakah bisa di publikasikan,? sedangkan tulisan saya tidak berdasarkan unsur-unsur yang bapak jelaskan.
J7. Namanya saja unsur pembentuk. Kalau kurang salah satu artinya cerpen tersebut belum utuh sebagai sebagai cerpen. Perkara publikasi adalah hak masing-masing penulis. Namun, setidaknya dengan berani publikasi akan mendapat masukan perbaikan.
###teruslahmenulishinggamenjadikarya###
Tidak ada komentar:
Posting Komentar