Pertemuan : 13
Gelombang : 22
Hari /Tanggal : Senin, 1 November 2021
Narasumber : Susanto, S. Pd.
Moderator : Rosminiyati
Ikan Sepat Ikan Gabus
Lebih Cepat lebih Bagus
Ternyata menunda nunda pekerjaan itu membuat malas untuk mengerjakannya. Cukuplah sudah terlewatkan satu materi saja belajar menulis PGRI jum'at malam kemarin. Terhutang rasanya bila ada tugas yang tertunda. Insya Allah akan aku selesaikan menyusul.
Materi Malam ini akan disampaikan oleh Bapak Susanto, S. Pd. atau biasa disapa Pak D. yang akan menyampaikan materi “Proofreading sebelum Menerbitkan Tulisan”. dan dibersamai dengan bunda Rosminiyati sebagai moderator.
Moderator mengatur acara kuliah malam ini menjadi 4 sesi:
1. Pembukaan
2. Penjabaran materi
3. Sesi Tanya Jawab
4. Penutup
Agar mendapatkan keberkahan dan rida Allah, perkuliahan malam ini dibuka dengan mengucapkan basmalah dan dilanjutkan dengan membaca do'a sesuai agama dan keyakinan masing-masing.
Tak kenal maka tak sayang. Tak sayang maka tak cinta. Agar kita cinta kepada guru yang memberikan ilmu kepada kita, silahkan berselancar sejenak membaca biodata beliau.
Setelah berselancar mengenal pemateri, barulah kita masuk ke tema kali ini yaitu “Proofreading sebelum Menerbitkan Tulisan”.
Apa itu proofreading ?
Proofreading adalah aktivitas memeriksa kesalahan dalam teks dengan cermat sebelum dipublikasikan atau dibagikan. ini adalah tahap paling akhir dari proses penulisan.
Proofreading kadang disebut juga dengan uji-baca yaitu membaca ulang sebuah tulisan. Tujuannya adalah untuk memeriksa apakah terdapat kesalahan penggunaan tanda baca, ejaan, konsistensi dalam penggunaan nama atau istilah, hingga pemenggalan kata.
Proofreading tidak sekadar menyoroti kesalahan tanda baca atau ejaan, tetapi juga logika dari sebuah tulisan, apakah sudah masuk di akal atau belum atau sudah bisa diterima logika dan dipahami atau belum.
Hal hal yang perlu diketahui oleh Proofreader :
Apakah sebuah kalimat efektif atau tidak
Susunannya sudah tepat atau belum
Substansi sebuah tulisan dapat dipahami oleh pembaca atau tidak
Mengapa harus melakukan proofreading?
Karena Proofreading adalah aktivitas memeriksa kesalahan dalam teks dengan cermat sebelum dipublikasikan atau dibagikan, maka Proofreading harus dilakukan pertama kali oleh penulis itu senditri setelah naskah itu benar benar selesai ditulis. Para Guru Menulis, selalu menasihati: "Tulis saja, jangan pedulikan teknis. Salah tidak mengapa, mumpung ide masih mengalir". Jika sudah selesai, barulah kita lakukan proofreading. Proofreading dilakukan setelah naskah diendapkan beberapa saat/ beberapa jam/ hari, Agar dapat objektif. Proofreading yang kedua barulah oleh "orang lain".
Jika proofrading dilakukan oleh penulis, maka lakukan setelah naskah diendapkan, maka ketika melakukannya, ia bertindak sebagai "CALON PEMBACA".
Berikut Langkah langkah yang harus dilalui :
Langkah Pertama
Merevisi draf awal teks, seringkali membuat perubahan signifikan pada konten dan memindahkan, menambahkan atau menghapus seluruh bagian.
Langkah Kedua
Merevisi penggunaan bahasa: kata, frasa dan kalimat serta susunan paragraf untuk meningkatkan aliran teks.
Langkah Ketiga
Memoles kalimat untuk memastikan tata bahasa yang benar, sintaks yang jelas, dan konsistensi gaya. Memperbaiki kalimat kalimat yang ambigu.
Langkah keempat
1. Cek ejaan. Ejaan ini merujuk ke KBBI & PUEBI, tetapi ada beberapa kata yang mencerminkan gaya penerbit
2. Pemenggalan kata-kata yang merujuk ke KBBI
3. Konsistensi nama dan ketentuannya
4. Perhatikan judul bab dan penomorannya
Ketentuan/ langkah langkah diatas berlaku untuk semua naskah, termasuk tulisan di blog. Hindari kesalahan yang tidak perlu misalnya typo atau kesalahan penulisan kata dan penyingkatan kata. Kesalahan lain misalnya, memberi spasi (jarak) kata dan tanda koma, tanda titik, tanda seru, atau tanda tanya. Tanda-tanda baca tersebut tidak boleh diketik terpisah dari kata yang mengikutinya.
Kesalahan sedikit bahkan tidak adanya kesalahan penulisan (typo) akan membuat pembaca nyaman.
Untuk ini, penulis mestilah menguasai EYD (sekarang PUEBI) dan kata-kata baku di KBBI
Cara Mudah Melakukan Proofreading terutama Pada Ejaan
Setelah kita selesai menulis naskah di blog, buka jendela draft, dan buka juga jendela pratinjau.
Baca tulisan pada jendela pratinjau. Jika ada kesalahan penulisan, blok kata yang salah lalu di copy.
Setelah itu buka jendela draft, tekan tombol CTRL + F . Tempelkan salinan tadi di kolom pencarian CTRL + V. Akan muncul highlight tulisan, kita lakukan perbaikan, setelah itu klik tombol simpan atau CTRL + S. Buka jendela pratinjau, kemudian refresh atau tekan tombol F5.
Hal penting yang dapat saya simpulkan dari penjabaran materi malam iniadalah "teruslah menulis, selagi ide itu muncul, lanjutkan terus, abaikan kesalahan kecil atau besar, tuntaskan menulis sampai benar benar tuntas. Bila tulisan itu sudah benar benar rampung, barulah lakukan Proofeading".
Pertanyaan yang muncul pada kuliah malam ini '
Pertanyaan 1. Susan Anggraini dari Pangkalpinang
Berapa lama waktu yang diperlukan untuk melakukan Proofeading dalam satu buku serta bagaimana kita dapat mengetahui bahwa hasil Proofeading yang telah kita lakukan itu sudah baik atau sempurna?
Jawaban 1.
Waktu yang diperlukan untuk melakukan Proofeading sangat relatif. Belajar dari pengalaman, perlu waktu “beberapa hari” untuk membaca naskah secara utuh. Mengulangi membaca dan menandai kesalahan. Diamkan setidaknya dua atau tiga hari, lalu periksa kembali. Naskah dikembalikan kepada penulis, untuk diperiksa kembali. Periksa tulisan sendiri, waktunya tergantung penulis, semakin teliti tentu semakin lama.
Pertanyaan 2 ; Arham, S.Pi asal Donggala Sulawesi Tengah
Proofreding pada dasarnya aktivitas memeriksa kesalahan teks dengan cermat sebelum di publikasikan baik media cetak maupun media komunikasi lainnya, pertanyaan saya dalam melakukan pemeriksanaan kesalahan atau lebih halusnya mengedit sebuah naskah membutuhkan suatau pemikiran yang pasti dan tepat tentunya memiliki etika dalam aktivitas tersebut, bagaimana strategi yang baik agar tulisan yang kita publikasikan itu menarik?
Jawaban 2 ;
Agar menarik, strateginya:
1. Tulisan sesuai dengan tema yang dibahas, mengandung unsur yang diperlukan, SIDAMBA terjawab: SIapa, Di mana, Apa, Mengapa, Bagaimana, dan Kapan terpenuhi sesuai tema.
2. Struktur kalimat yang digunakan baik dan benar S-P-O-K nya. Apakah kalimat tunggal atau kalimat majemuk. Jika kalimat majemuk bertingkat dengan anak kalimat, tulis dengan struktur yang baik dan benar.
3. Upayakan tidak ada kesalahan ejaan/penulisan/pemenggalan kata.
4. Pilihan kata bagus, kata baku yang digunakan sesuai KBBI
Contoh:
“Ibu, kalimat pada paragraf ini maksudnya bagaimana? Apakah maksud tulisan Ibu seperti ini?”
Lalu penulis pun merespon.
“Maksudnya begini pak, bla … bla … bla ….”
Proofreader pun membalas, “O, begitu, jadi saya perbaiki menjadi seperti ini?”
Pertanyaan 3 ; Susi dari Kayu Agung, Sumatera Selatan
Dalam kegiatan proofeading, kesalahan logika seperti apa yang biasanya terjadi, Pak? Apakah karena penggunaan imbuhan yang kurang tepat atau memang karena salah dalam memilih kata?
Jawaban 3 :
Kesalahan logika yang terjadi: substansi materi dengan penjelasan sebelumnya.
Misalnya, pada BAB sebelumnya dijelaskan bahwa kata baku dalam cerpen digunakan dalam narasi. Untuk dialog tidak harus, karena dialog mencerminkan bahasa lisan yang dikutip menjadi tulisan.
Nah, pada contoh cerpen (yang penulis tersebut buat) ternyata narasinya menggunakan kata-kata yang tidak baku. Ini kan bertentangan dengan penjelasan sebelumnya. Proofreader melakukan konfirmasi kepada penulis, lalu dilakukan perbaikan. Jadi, proofreader dengan penulis tidak bekerja sendiri-sendiri, Isi tulisan sepenuhnya hak cipta penulis dan tanggung jawab penulis.
"Teruslah menulis, selagi ide itu muncul, lanjutkan terus, abaikan kesalahan kecil atau besar, tuntaskan menulis sampai benar benar tuntas. Bila tulisan itu sudah benar benar rampung, barulah lakukan Proofeading"
terima kasih sdh mengerjakan tugasnya dengan baik.
BalasHapus