Sabtu, 27 November 2021

Menjadi Penulis Penerbit Mayor


 Pertemuan ke       : 23

Gelombang          : 22

Hari /Tanggal       :Rabu, 24  November 2021

Narasumber         : Joko Irawan Mumpuni

Moderator            : Mr Bams


Bismillahirrahmanirrahim

Sebelum masuk kemateri pembelajaran menulis malam ini, kita perkenalkan dulu profil narasumber malam ini. 

   
Bapak Joko Irawan Mumpuni adalah seorang direktur penerbitan, penerbit ANDI, Ketua 1, IKAPI DIY, Penulis buku bersertifikat BNSP dan Asesor BNSP.


Perhatikan gambar diatas, diposisi manakah kita sekarang?

Ketika sudah ada kemauan yang kuat untuk menulis buku, maka pertanyaan selanjutnya adalah kapan mulai menulis dan menulis buku apa? Awas jangan sekedar menulis buku asal jadi bila tidak ingin naskah buku kita ditolak oleh penerbit. Kita harus tahu pertimbangan utama penerbit dalam menerima naskah buku untuk diterbitkan yaitu:

Penerbit adalah perusahaan, kita harus tahu posisi perusahaan itu dimana, dan dimana pula posisi penulis , pembaca dll. Berikut adalah gambar besar industri penerbitan buku yang disederhanakan.

Jadi hanya ada 4 pihak utama yaitu Penulis, Penerbit, penyalur, Pembaca atau pasar buku. Namun demikian perkembangan literasi di Indonesia belum seperti yang banyak pihak harapkan karena masih ada hambatan-hambatan didalamnya.

Selanjutnya saya tampilkan bagimana proses buku mulai dari nasakah masuk sampai jadi buku dan didistribusikan sampai ketangan pembaca:

Lalu apa yang akan didapatkan jika penulis bukunya sampai diterima oleh penerbit mayor :
1. peningkatan Finansial : Royalti, Diskon pembelian Langsung, seminar/ mengajar
2. Peningkatan karir : Adanya kebutuhan peningkatan status jabatan, peluang karir di institusi atau perusahaan
3. Kebutuhan Bathin : buku sebagai karya monumental yang akan dikenang sepanjang masa
4. Reputasi : buku sebagai karya yang terpulikasi akan meningkatkan reputasi penulisnya. 

Jika kita punya ide, ada baiknya kita pastikan dulu, siapa yang akan menjadi pembacanya, jangan langsung ditulis, karena belum tentu ada konsumennya. kareana jika buku iyu langsung ditulis, resikonya buku itu tidak laku. 

 Kriteria penerbit dalam memutuskan apakah suatu nasakah akan diterima dan diterbitkan adalah dengan komposisi prosestase bobot penilaian sebagai berikut:
* Editor 10%
* Peluang potensi Pasar 50%-100%
* Keilmuan 30%
* Reputasi Penulis 10%-!00%


Naskah Seperti Apa yang diterbitkan ? 

"Tema tak Populer, penulis Populer " 
"Tema tak Populer, penulis tak Populer " 
"Tema  Populer, penulis Populer " 
"Tema Populer, penulis Populer " 

Kemudian salah satu menentukan apakah nama penulis nya punya nilai jual atau tidak biasanya penerbit akan cek CV dari penulis tersebut kemudian mengkonfirmasi dengan data Google Cendekia, akun sosmednya berapa followernya, berapa jumlah pertemannanya, berapa jumlah subscribernya dll. 

Yang paling sering ditanyakan oleh penulis salah satunya adalah”berapa oplah cetak buku tersebut” nah jawabnya tergantung dari apakah tema buku itu memiliki daur hidup yang panjang atau pendek, apakah tema buku tersebut memiliki pasar yang lebar? Yang paling besar oplahnya (jumlah eksemplar dicetak) adalah bila memiliki tema dengan daur hidup panjang serta memiliki pasar yang luas, sehingga bisa digambarkan dengan kwadaran seperti ini:

Kini format konten buku tema buku sudah harus menyesuikan dengan perkembagan pemasaran yang baru yaitu Marketing 5.0. lalu apa yang dimaksud dengan Marketing 5.0 ?
Marketing 5.0 adalah: aplikasi teknologi yang meniru manusia untuk menciptakan, mengkomunikasikan, menyampaikan dan meningkatkan nilai di seluruh perjalanan pelanggan.

Marketing 5.0 disebut juga teknologi berikutnya, yang merupakan sekelompok teknologi yang bertujuan untuk meniru kemampuan pemasar manusia, AI, NLP, sensor, robotika dll

Pergeseran perilaku konsumen juga akan mempengaruhi tema-tema buku apa saja yang akan laku. Perhatikan pergeserannya:

Format buku apa yang sering dibeli:



Jenis tulisan apa yang paling diminati:



Kata kata Inspirator





Jumat, 26 November 2021

Pemasaran Buku

 




Pertemuan ke       : 21

Gelombang          : 22

Hari /Tanggal       : Jum'at, 19 November 2021

Narasumber         : Agus Subardana, M. M.

Moderator            : Ms. Phia


Bismillahirrahmanirrahiim

Narasumber malam ini adalah Bapak Agus Subardana. Beliau adalah direktur bagian pemasaran buku,  Miss Phia asal Sukabumi sebagai moderator Andal yang menguasai beberapa bahasa asing seperti bahasa Inggris, Jerman, dan Spanyol. 

Narasumber kita malam ini bekerja di Penerbit ANDI Yogyakarta selama 17 th. Dari sejak awal th 1999 s.d sekarang menggeluti di Bidang Pemasaran. Lulus S1 dan S2 mengambil Jurusan Manajemen Pemasaran dan Sering menjadi Moderator berbagai event webinar.  

Bapak Agus Subardana menyampaikan bahwa buku merupakan salah satu sumber ilmu pengetahuan dan sarana utama bagi proses pembelajaran serta sarana  penyampaian informasi. Sejak usia dini, anak – anak telah diperkenalkan pada buku dan diajarkan untuk membaca beraneka ragam terbitan buku. 

Dalam rangka mempersiapkan generasi muda yang cerdas dengan minat baca yang tinggi khususnya anak-anak, pemerintah mendorong kegiatan membaca sebagai wujud dukungan dan tindakan nyata dalam membangun budaya membaca sejak dini. Dukungan pemerintah terhadap budaya membaca buku dan meningkatnya kebutuhan masyarakat terhadap buku, menciptakan peluang usaha bagi pengusaha yang bergerak di bidang penerbitan buku.

Dampak yang dialami sebagai pelaku usaha penerbitan buku saat pandemi Covid 19 terjadi :

  1. Jaringan toko buku banyak yang tutup  (Maret 2020 mulai pandemic covid 19 dan  PPKM Mei 2021 – agustus 2021)
  2. Pengunjung menurun dratis ke toko
  3. Penurunan omset toko buku
  4. Mengurangi jumlah buku yang terbit 
  5. Penerbit gulung tikar
  6. Buku yang biasa dikirim ke Sekolah , PT, Instansi, Perpusnas kurang maksimal, karena kurang maksimalnya penawaran secara tatap muka
  7. Pelanggan/konsumen sekolah, PT, mengurangi pembelian buku karena anggaran diprioritaskan untuk penanganan covid

Maka dari itu dalam rangka untuk mempertahankan Industri Penerbitan Buku, selama pandemi Covid 19 ini supaya tetap terus hidup dan dapat mencapai hasil penjualan buku yang maksimal maka perlu  strategi pemasaran. Srategi Pemasaran buku diubah melalui On Line, dan jaringan komunitaspun secara on line.

Jenis jenis katagori buku yang diterbitkan

  1. Buku anak
  2. Bisnis
  3. Pertanian 
  4. Pengembangan diri
  5. Teknologi
  6. Perguruan Tinggai 
  7. Perikanan dan Peternakan

Strategi pemasaran berkaitan dengan :

* Fakto mikro ; Perantara pemasok pesaing  masyarakat

* Faktor makro : Demografi ekonomi, sosial, politik, hukum, sosial  teknologi, fisik  dan sosial budya

Strategi Pemasaran Buku

A. Strategi Pemasaran buku serangan udara (On Line )

    Pentingnya tranformasi digital :

    * Biaya sangat murah

    * Jangkuannya sangat luas

    * Target pasar mudah

    * Sesuai katagori

    * Komunikasi dengan konsumen mudah dan cepat

    * Prodak cepat dipromosikan

    * Sangat membantu peningkatan penjualan.

    * Menggunakan Market place, web set. 


 Untuk penjualan buku lewat Online ini kita harus terus proaktive untuk terus promosi, supaya kita dapat:

-   Menyebarkan informasi produk secara masif kepada target pasar potensial

-   Mendapatkan konsumen baru dan mempertahankan konsumen yang sudah ada sehingga kesetiaan         konsumen terjaga.

-   Menjaga kesetabilan penjualan saat kondisi pasar lagi lesu

-   Menaikan penjualan dan profit

-   Membandingkan dan keunggulan produk dibandingkan dengan pesaing

-   Membentuk citra produk dibenak mata konsumen sesuai dengan yang diinginkan

-   Mengubah tingkah laku ( yang kurang minat beli , menjadikan tertarik beli ), persepsi dan pendapat       konsumen.

1. Tim Pemasaran online  lebih dari 10 tenaga pemasaran lewat market place, siplah bilbi.com, telcom.com, toko ladang.com yang digunakan guru guru untuk memesan buku

2. Pemasaran Buku Lewat Komunitas

Gunakanlah jaringan komunitas kita untuk sarana promosi dan penjualan buku. Penjualan lewat   komunitas  akan lebih efektive dan efisien. Tingkat keberhasilan penjualannya lebih tinggi.    Kuncinya kita harus proaktive komunikasi dan interaksi dengan komunitas serta dapat menjaga    integritas pribadi kita


3. webinar secara online juga turut serta mencerdaskan bangsa dan memasarkan buku.


B. Strategi pemasaran buku serangan Darat (OF LINE ).


Untuk menguasai seluruh wilayah nusantara ini dalam penetrasi pasar buku , kita harus melakukan pemetaan wilayah dengan membuka cabang tiap kota besar yang potensi pasarnya sangat baik. Kami Penerbit Andi telah mempunyai 90 cabang di kota dari Aceh s.d Papua, dengan menempatkan tenaga pemasaran di tiap kantor cabang tersebut.

Strategi pemasaran buku serangan darat ini kita kelompokkan berdasarkan target pasar yang kita tuju, antara lain :

1. Target pasar

1.            Saluran distribusi toko buku dengan pemertaan toko buku 

          *  Modern,

          *  Semi modern

          *  Tradisional,

    Strategi Promosi di toko buku Modern :

    * Menguasai display buku , supaya tampilan buku dapat terlihat dan menonjol .

    * Mengadakan promosi di internal toko dengan memasang produk di Neon Box, X Banner

    * Mengadakan Bedah Buku , Talkshow dan potongan Harga pada buku tertentu atau periode tertentu.

    * Mengadakan event tematik sesuai moment bulan berjalan (program Ramadhan,  Program TAB,            Program TAM , dll 

 


 2.  Strategi Pemasaran dengan Directselling

     Pemasaran Buku melalui Directselling ini kita petakan berdasarkan jenis katagori buku yang kita            terbitkan . Jenis Katagori buku penjualan lewat Directselling ini kita bagi menjadi beberapa target           pasar yaitu :

     * Buku Pendidikan (Buku mata pelajaran Utama dan buku pendamping untuk jenjang TK, SD, SMP,         SMA, SMK).

     * Buku Teks Perguruan Tinggi untuk semua mata kualiah

     * Buku Referensi untuk jenjang TK, SD, SMP, SMA-SMK , Perguruan Tinggi dan umum

Dengan pemetaan jenis katagori tersebut diatas maka kami sebagai Industri Penerbitan buku melakukan terobosan pemasaran dengan menempatkan tenaga penjual (Sales) .

Tugas Tenaga Penjual / sales tersebut kita beri tanggungjawab target sesuai maping areanya masing – masing yang bertugas :

-  Kunjungan langsung ke tiap sekolah untuk temui kepala Sekolah, bagian kurikulum , Biro umum dll.

-  Kunjungan langsung ke setiap Kampus / Perguruan Tinggi  untuk temui Dosen, tiap Kaprodi, tiap           Dekan, ke LPPM dan sampai ke para Rektor .

-  Kunjungan langsung ke setiap Perpustakaan sekolah, Perpus Kampus, Perpustaan Daerah dll.

Dengan kunjungan langsung tersebut diharapkan dapat berinteraksi dengan membangun hubungan yang baik dengan pihak Internal Sekolah, Kampus, Perpustakaan dll. Sehingga dampaknya hasil penjualan buku dapat meningkat.

Demikianlah pemaparan narasumber tentang cara pemasaran buku

Tanya Jawab

P1. susan Anggraini - Pangkal pinang

Bagaimanakah Persyaratan & Tata Cara Pengiriman Naskah ke Penerbit ANDI ?

Jawab 1 : 

* Tentukan jenis naskah apa yang ingin di tulis:

* Ikuti prosedur  penulisan dan pengirimannya, 

   a. Mengetik naskah dengan rapi menggunakan font Times New Roman (atau sejenisnya) dan font 12

   b. Panjang naskah tidak kurang lebih dari 150 halaman kertas A4.

Lampirkan 

1. Sinopsis

Sinopsis tidak lebih dari dua halaman dan merangkum isi naskah secara keseluruhan. 

2. Proposal

    Proposal singkat ( kurang dari dua halaman ) yang menjelaskan alasan dari Penerbit ANDI untuk menerbitkan naskahmu. 

3. Data Diri

    Data diri dapat berupa latar belakang, kompetensi yang kamu miliki, maupun keterlibatanmu dalam      suatu keanggotaan atau organisasi tertentu.


Inspirator

Buku adalah Gudangnya ilmu, Membaca adalah kuncinya, dengan membaca jendela dunia akan terbuka


Senin, 22 November 2021

Menguak Dapur penerbit Mayor

 

Pertemuan ke       : 22

Gelombang          : 22

Hari /Tanggal       :Senin, 22 November 2021

Narasumber         : Edi S. Mulyanta

Moderator            : Helwiyah

Kali ini Nara sumber kita adalah Bapak Edi S Mulyanta. Beliau seorang publishing consultan  dan E-Book Development  penerbit ANDI Yogyakarta tahun 2020 - sekarang. 

Beliau menceritakan bahwa di Era covid 19 cukup berat bagi semua penerbit, baik penerbit skala kecil hingga penerbit mayor. Semua berlomba untuk hanya sekadar bertahan hidup dan  tetap eksis. Hal tersebut membuat dunia penerbitan bergegas untuk mengubah haluan visi misi mereka  ke arah yang lebih up to date. 

Beberapa penerbit yang tidak dapat mengikuti perkembangan jaman, mencoba mengurangi intensitas  terbitan bukunya, akhirnya berimbas pada jumlah produksi buku mereka, dan memukul pula pendapatan atau omzet buku mereka, sehingga banyak penerbit akhirnya berpindah haluan ke usaha yang lain.

Pada dasarnya konsep penerbit mayor dan penerbit minor (indie) sama, yaitu mempublikasikan hasil tulisan dari penulis yang menjadi mitranya.



Konsep dasar penerbitan adalah sebagai berikut : 

Tugas dari penerbitan adalah memberikan layanan industri, dalam menerbitkan atau mempublikasikan hasil tulisan karya tulis dari penulis. Penerbit hanyalah Intermediary atau perantara dalam proses publikasi sebuah tulisan. Tugas penerbit adalah menghasilkan keuntungan dalam setiap terbitannya.

Yang membedakan jenis penerbit adalah jumlah atau skala produksi setiap penerbit yang tergabung dalam anggota IKAPI (Ikatan Penerbit Indonesia) tersebut. Skala produksi ini tercermin dalam ISBN setiap buku yang diterbitkan oleh penerbit tersebut. Melalui ISBN ini dapat diketahui penggolongan skala produksi buku yang dihasilkan setiap tahunnya.

ISBN dikeluarkan oleh Perpustakaan Nasional, yang diberikan hak oleh negara untuk memberikan nomor-nomor yang dikuasainya tersebut untuk dibagikan kepada penerbit di Indonesia.

Struktur penomoran ISBN

Perhatikan struktur angka dalam Publication Element. Angka tersebut adalah jumlah produksi buku yang dapat dilakukan oleh penerbit tersebut. Melalui angka ini terlihat berapa kekuatan produksi buku yang diterbitkan oleh sebuah penerbit.

Secara materi terbitan, sebenarnya tidak ada bedanya antara penerbit mayor dan minor. Hanya terkadang penerbit tertentu memilih spesialisasi pada Genre tertentu untuk lebih fokus dalam produksi maupun pemasarannnya. Penerbit mayor mempunyai saluran pemasaran yang cukup beragam karena jumlah produksinya cukup besar, sehingga sering disebut Omni channel Marketing.

Selama pandemi, saluran toko buku mengalami kontraksi yang cukup dalam, saluran outlet toko buku pun menyesuaikan dengan berpindahnya proses pemasaran ke sistem online, maupun digitalisasi materi. 

Bagi penerbit skala kecil, yang hanya menggantungkan outletnya di toko buku penjualan buku semakin sulit. Media-media baru dijadikan sarana promosi buku seperti channel Webinar, Podcast, IG Live, WA Group dll. 

Hal yang unik dari Pandemi ini, adalah Buku Cetak masih menjadi pilihan pembaca dalam memperluas cakrawala pikirnya. Di samping Elektronik Book juga baru dalam taham embrio berkembang.

Penerbit di mata pembaca, menjadi sama, semua berjuang untuk tetap bertahan. Sehingga menjadikan iklim penerbitan secara umum tidak surut selama pandemi ini. Kami selalu tidak kurang dalam menjaring tulisan-tulisan baru yang bermunculan luar biasa banyak selama pandemi.

Saat awal tahun 2021 penerbit di Indonesia sebenarnya telah mulai bangkit, tercermin dalam pendapatan pada bulan Januari dan Februari yang telah mencapai tahap memantul ke atas. tetapi saat covid masuk di tahap gelombang 2, betul-betul meratakan pendapatan ke level yang terendah.

Kami dengan terpaksa melakukan pengereman produksi yang luar biasa ketat dalam mengantisipasi hal tersebut. Menabung naskah, adalah strategi dalam menghadapi pandemi, kami siasati dengan menerbitkan E-Book untuk mempercepat proses penerbitan sebuah buku.

E-book adalah sarana media digital buku yang menarik. Konsepnya praktis, ramah lingkungan, dan menjanjikan keterbukaan dalam menerima media-media lain sebagai media pengayaannya. didukung oleh Google Books yang menjadikan konsep digitalisasi e-book  mencapai ke industrialisasi digital masa depan.

Tantangan penerbit baik mayor maupun minor, adalah kecepatan dalam menguasai teknologi dengan konsep multimedia. Buku akan semakin mengecil secara fisik. Apalagi ada konsep baru dalam dunia digital yaitu konsep Metaverse yang diusung Face Book, dunia digital akan semakin kaya.

Penguasaan tekonologi harus cepat dikuasai, sehingga media buku di Indonesia akan semakin maju dalam mengikuti perkembangan jaman. Penulis harus diberdayakan mempunyai Blog, Channel Youtube, Twitter, Podcast, bahkan Tiktok yang dapat dijadikan sarana promosi tulisan bukunya. Hal ini akan memberikan rangsangan penerbit untuk tidak mampu menolak tulisan penulis karena followernya banyak, menjadi selebriti di Youtube, atau Selebriti Tiktok.

Persaingan penerbit akan semakin keras, tidak memandang penerbit mayor maupun minor. Hal ini karena ke depan proses penerbitan bisa dilakukan sendiri oleh penulis. Lihat saja bang Tere Liye yang dapat memproduksi sendiri tulisannya melalui Google Books.


Contoh Google Books

Jangan segan-segan bapak ibu penulis menawarkan tulisannya ke berbagai skala penerbit, karena saat ini konten adalah raja-nya sehingga penerbit memerlukan kesegaran konten yang dapat dikembangkan menjadi komoditas yang menguntungkan.

Penulis dapat mencoba menuliskan di aplikasi Wattpad, follower pembaca biasanya dipantau oleh penerbit-penerbit mayor.

Penulis bisa membuat tulisan tentang tema-tema keseharian proses belajar mengajar,  tentunya dengan menambah bahan bacaan (Background Reading) sebagai penguat tulisan.


Penerbit minorpun tidak kalah kreatifnya dalam menjaring penulis. Dengan banyaknya syarat-syarat kenaikan pangkat guru, dosen, hingga guru besar, menjadikan penerbit-penerbit saling bersaing mengisi peluang tersebut.

Hal yang penting sebagai penulis adalah, jaga kejujuran, jaga idealisme, dan selalu belajar dari berbagai genre tulisan orang lain, mengukur diri, dan menyesuaikan dengan kemampuan diri. 

Ke depan persaingan penerbit tidak hanya antarpenerbit akan tetapi dengan digitalisasi yang menjadikan persamaan derajat antara penulis, penerbit, penyalur, dan pembaca buku.


ini contoh buku digital yang berdampingan dengan buku fisik di toko buku

Motivasi diri  : yuk ...... melek teknologi agar tidak tergilas oleh zaman




Menulis Dikala Sakit


 Pertemuan           : 19

Gelombang          : 22

Hari /Tanggal       : Senin, 15 November 2021

Narasumber         : Suharto, S. Ag., M.Pd

Moderator            : Hasima andi Putri

Terkesima aku menonton 3 video yang bapak share pada kuliah materi malam ini, kebetulan aku tidak menyimak materi  dari awal, karena aku telat mengikuti kuliah materi malam ini, saat ku buka WA,  Pertanyaan pertama yang terbuka , saya baca bapak Suharto, S. Ag., M.Pd yang sapaan akrabnya  Cing Ato, ternyata sakit  GBS. dalam hatiku bertanya tanya, seperti apa penyakit GBS itu? dengan rasa penasaran, aku menyimak  satu demi satu video yang narasumber Share hingga ke tiga videonya tuntas ku saksikan.

Subhanallah ..... terenyuh hati ini, merasakan betapa sangat menderitanya terserang penyakit GBS. yang mana  tak dapat menggerakkan semua anggota tubuh dan tak dapat keluar suara. ingin rasanya aku menjerit, menangis merasakan penderitaan itu. Namun Cing Ato begitu tegar, sabar dan tabah menerima ujian itu. begitupun istrinya, begitu hebat dengan tulus mengurus dan mendampingi cing Ato hingga merangkak sedikit demi sedikit mengalami perubahan yang membaik. Super super Hebat. Semoga Allah lancarkan dalam proses pemulihannya. Aamiin.

Silahkan di simak video perjuangan Cing Ato melawan sakit dan semangatnya untuk menjadi ahli ibadah dan  menjadi orang yang bermanfaat.

1.https://youtu.be/tVSJLPutgtU

2.https://youtu.be/fjpPK_w0Bew

3.https://youtu.be/uye6FLj30GU

Pesan moral yang sangat memotivasi Cing Ato : 

." Tulis apa yang ada disekitar kita, tulis yang sederhana dahulu, tulis yang kamu bisa dan kuasai, serta mulailah menulis apa yang kamu alami dan rasakan"

"Menulislah setiap hari dan buktikan apa yang terjadi"

"Ingat apa yang menurut kita bagus belum tentu orang lain menerima" artinya terus berjuang.

Dari sinilah lahir buku demi buku secara estapet. Sesuatu yang tak terbayangkan sebelumnya. Kemustahilan versus realita berwujud keniscayaan. Kalau kita ingin belajar, belajar, dan belajar pasti kita bisa.

Lelah pasti ada, apalagi dalam kondisi serba keterbatasan, memegang buku saja susah, begitu juga membuka buku. Dengan bantuan istri, anak, dan asisten rumah tangga, saya bisa membaca buku untuk memperkaya tulisan saya. Ya, menulis itu identik dengan membaca. Jangan berpikir menjadi penulis kalau malas baca.

Inilah hasil karya Cing Ato yang sudah terbit :

      1. Buku Antologi

          1) Bukan Guru Biasa (2016)

          2) Guru Inspiratif (2020)

      2. Buku Solo

          1) Mengejar Azan (2018)

          2) GBS Menyerangku (2020)

          3) Menjadi Pribadi Unggul (2020)

          4) Kompilasi Kisah Inspiratif (2021)

          5) Belajar Tak Bertepi (2021)

          6) Aisyeh Menunggu Cinta (2021)

          7) Menepis Kesulitan Menulis (2021)

Spirit Motivasi

Jangan takut untuk menulis!

Jangan menunggu pintar baru menulis, menulis saja dahulu nanti pasti pintar.

Awali menulis yang sederhana, yang  kita bisa dan yang kita kuasai.

Mulailah menulis dengan apa yang kita alami dan rasakan, itu lebih mudah. 

Untuk memperkaya tulisan kita, silahkan baca tulisan-tulisan karya orang lain.

 

Rabu, 17 November 2021

Menulis Autobiografi


 Pertemuan ke       : 20

Gelombang          : 22

Hari /Tanggal       : Rabu, 17 November 2021

Narasumber         : Suparno, S.Pd., M. Pd

Moderator            : Raliyanti

 Alhamdulillah ... akhirnya sampai juga di pertemuan yang ke-20. Rasa kantuk dan malas kupaksakan untuk tetap dapat mengikuti Pelatihan  Belajar menulis PGRI dan  menyelesaikan Resume. walaupun masih ada PR resume yang belum sempat di publis, 

Kuliah Belajar menulis malam ini, akan dipandu oleh ibu Raliyanti dengan narasumber bapak Suparno, S.Pd., M. Pd. Bapak kelahiran Magetan (25 Juli 1966) ini, lulusan magister Unipa Surabaya, menjabat sebagai kepala sekolah SMPN 2 Karangrejo Magetan. Hobi menulisnya dimulai tahun 1986 dan menghasilkan banyak buku berjudul :  

  1. Panduan Belajar Excel
  2. Perjuangan Hidup
  3. Panduan Pranatacara dan Pamedharsbda
  4. Catatan Harian Seorang kepala sekolah
  5. Catatan Kepala sekolah
  6. Lulus Corona
  7. Potensi Desa Pojoksari
  8. Dharma Wanita
  9. Langkah Jitu Menulis Buku

Masuk kepada materi Menulis Autobiografi, tentunya kita harus tau terlebih dahulu arti dari kata tersebut. Autobiografi atau otobiografi adalah riwayat hidup seseorang yang ditulis oleh dirinya sendiri. Dalam bahasa Inggris, istilah autobiography pertama kali digunakan oleh penyair Robert Southey pada 1809. Namun, bentuk otobiografi sendiri sudah ada sejak zaman kuno.

Kalau riwayat hidup itu ditulis oleh orang lain namanya biografi. Seperti cerita orang orang hebat yang  menginspirasi.  KH Usairon  mengatakan  cerita orang orang  sholih  itu  meningkatkan  iman. 

Kita tidak tahu berapa  umur seseorang,  kita tidak tahu  kapan ajal kita datang, maka menulislah  buku  biografi  agar  anak  cucu kita  tahu  sejarah perjalanan  kehidupan kita. Dari sejarah  perjalanan  kehidupan kita,  anak  cucu kita bisa belajar,  betapa  untuk  mencapai  kesuksesan  itu  butuh  perjuangan  yang luar biasa. Suatu  saat  pasti  ada diantara  anak  cucu kita  yang cinta pada ilmu  pengetahuan dan ingin tahu  sejarah  perjalanan  kehidupan  nenek moyangnya. Di saat itu  buku   biografi  sangatlah   berharga

Jika anda seorang ASN dan  menulis bertemakan Pendidikan, bisa menambah angka kridit. Diusia 55 narasumber sudah pembina utama muda / gol 4c. Jika anda mencalonkan kepala sekolah, tidak usah banyak bicara cukup menyerahkan buku biografi anda. 

Langkah membuat buku  biografi

1. Mulailah  dengan  membuat outline atau kerangka  tulisan.

Misalnya  dimulai  dari melahiran, masa masa sekolah TK, SD. SMP, SMA, Kuliah,  Bekerja, menikah,  punya anak,  pergi  jauh, ke  luar kota, luar negeri dll, 

Masalah  masalah  yang pernah dihadapi,  kenangan pahit, kenangan indah  dsb

2.  menyiapkan  data data pendukung

 misalnya  foto,  buku diary  dsb

3. Membuat  jadwal  menulis

Taatilah  jadwal  yang telah  dibuat,  mulailah  menulis per outline atau per judul.  Tulislah mengalir  saja  jangan  diedit  dulu, walaupun  ada kesalahan  biarkan saja,  terus menulis  sampai selesai. Tulislah  dengan pikiran dan perasaan,  dengan akal budi,  dari hasil merenung yang dalam,  maka pikiran  akan terbimbing  oleh ilham  yang mengarahkan.

Ketika menulis, kadang  muncul  ilham atau ingatan  sesuatu  yang pantas ditulis.  Tuliskan  saja   judulnya  dibuku  yang berbeda.  Kemudiaan  segera  kembali  fokus  ke  outline. Setelah  semua  judul  sudah terbahas,  lalu sisipkan  judul  yang terjeda tadi  sesuai  dengan urutannya. 

Agar tampilan  buku  tampak  menarik  dan menginspirasi,  jika dalam suatu judul  ada frase, atau kata-kata mutiara yang menginspirasi  bisa dituliskan  di atas, sebelum  uraian  tulisan.

4. Lakukan editing  mulai  awal  hingga  akhir

Setelah buku autobiografi selesai ditulis mintalah  orang  lain  yang Bapak Ibu percaya  untuk  menjadi editor   yang berkaitan  dengan  ejaan,  tata  bahasa  dan lain-lain

5. Buatlah  cover  buku  yang baik  

6. mintakan kata  pengantar  pada tokoh tokoh  terkenal

7. Langkah terakhir  kirimkan pada penerbit yang terpercaya

Ini buku  autobiografi  narasumber berjudul  Perjuangan  Hidupku,  buku ini berisi  motivasi  agar anak muda  itu  semangat  kerja,  Semangat  belajar,  dan semangat  berdoa.



Lanjut dengan pertanyaan pertanyaan ;

 P1 ; Widya dari Malang.

Pertanyaan saya 1. bagaimana menulis kisah hidup yang biasa-biasa saja menjadi sesuatu yang menarik dan layak untuk dibukukan. Bagaimana triknya ?

 2. Apakah boleh tulisan autobiografi di hiperbola atau harus paten sesuai dengan kisah hidup kita?

 Jawaban 1 ; 

Bu Widya yang baik hati,  saya juga orang biasa,  tidak lebih, kalau saya tidak menulis  kisah perjalanan  hidup  saya, tak ada penduduk planet ini yang mau menulisnya,  untuk  itu  menulis sendiri, biar besok kalau sudah tiada,  ada suatu  warisan ilmu  untuk  anak  cucu kita.

Kita bisa menulis  yang sederhana,  misalnya  tentang  kerja  keras, tentang rajin dan tekun   belajar, tentang, kesederhanaan  itu sendiri  dan lain lain yang ada sari hikmah  yang bisa dipetik

Jangan dihiperbola, tuliskan  kisah hidup  yang sesuai  dengan  kenyataan  perjalanan  hidup anda saja

P2 : Umi Agus Farida dari Marabahan Kalsel

Apabila kisah hidup seseorang itu kelam, apa boleh dikisahkan dalam buku ?  dan apa saja ketentuan yang boleh dan tidak boleh dalam menulis autobiografi?

Jawaban 2 ;

Bu Umi saudaraku dari Kalsel  yang baik  hati, kalau kisahnya  sendiri  tidak  perlu  minta ijin,  tapi kalau  kisah  orang  lain  perlu  minta  ijin,  bahkan  dengan  minta ijin kita kadang akan  diberi  data tambahan  yang tidak kita ketahui  sebelumnya. Izinnya pada yang bersangkutan,  kalau sudah tiada pada keluarganya

Yang tidak  boleh  dituliskan  yang mengandung unsur sara,  menghina  orang lain  dsb. Tuliskan  yang baik  yang membuat  orang  juga berbuat  baik. Terinspirasi  atas kebaikan itu. 

P3 ; Romdiyah - kalibaru cilincing jakarta  utara

Saya pernah mencoba, menulis tentang biografi saya ketika atau saat detik2 almarhum anak saya tiada,  tapi saya saat itu berfikir "Apakah buku ini dapat dimanfaatkan untuk orang banyak?" dan akhirnya tak lanjut. Dan saat saya ketik,  pasti  bercucuran air mata, teringat saat 3 bulan terakhir bersamanya di RS.

Langkah apa yang harus saya temouh, agar saya bisa membuat buku solo, biografi perjalanan kisah anak yang ingin mondok, namun gagal karena telah lebih dulu pergi?

Jawaban 3 ;

Bu Romdiyah  dari Jakarta yang baik  hati , kalau ibu menulis dari  hati  maka akan sampai  dihati  pembaca  juga,  kalau menuliskannya  juga  sambil   berbasah  air mata,  mungkin pembaca nanti juga  akan  hanyut  emosinya hingga  jatuh  air mata membasahi  pipinya

Langkah yang harus ditempuh,  mulailah  sekarang  menulis,  sabar, telaten, konsisten ,nggak usah keburu buru insyaallah  jadi.

P4  ; Arham asal Donggala,

Saya menyimak materi melalui Voice Note bahwasanya Menulis Buku Biografi bagi ASN akan menambah Nilai kredit atau AK dan memudahkan untuk pengurusan kenaikan pangkat dan golongan, pertanyaan saya adalah adakah aturan yang mengikat dan mengakui bahwa karya ilmiah yang kita buat dapat di terima oleh pihak BKD/BKN ?

Mengutip materi narsum kalau ingin menyusun buku autobiografi atau biografi dihindari membaca buku hanya pada satu sumber saja dan Jangan  hanya  orang-orang  ternama,  tetapi  juga  membaca  buku  biografi orang-orang  yang selevel  dengan kita. Pertanyaan saya arti dari orang-orang selevel dengan kita kalangan yang bagaimana ? Terima Kasih

Jawaban 4 

Mas Arham dari Donggala  yang baik hati,  juklaknya bisa dilihat  di buku  4, intinya  buku dibidang  pendidikan,  selain  itu  nilainya  sedikit.

Buku  autobiografi  asalkan  ceritanya  dibidang  pendidikan  ya dinilai

Misalnya  Bapak profesinya  guru,  ya membaca  autobiografi  seorang guru.  Seperti  buku  saya masuk  selevel  dengan Bapak, mungkin,  saya bukan tokoh  nasional,  bukan siapa  siap  di negeri ini, hanyalah  seorang  anak negeri  yang  ingin berkontribusi walaupun  hanya sebiji  sawi.

P5 ; Arham asal Donggala,

 Apakah ending otobiografi harus selalu happy?

jawaban 5 ;

Tidak harus ber ending happy,  sepanjang  tulisan  ibu  kalau  dibaca orang  lain  itu menarik,  ada pelajaran  yang bisa dipetik,  dan itu penting  menurut  ibu,  jangan ragu ragu  tulis saja.

P6 : Umi Kulsum dari Kebumen Jawa Tengah

Mulai tadi pagi saya sudah mencoba menulis tentang kisah nyata hidup saya tapi belum lanjut . Saya jadi semangat semoga menjadi buku biografi yg bisa dibaca oleh anak cucu nanti.

Pertanyaanku, mungkinkah terwujud menjadi sebuah karya yang menarik.

Adakah ketentuan minimal berapa halaman atau Adakah ketentuan minimal berapa halaman atau  ketebalanbuku tersebut? 

Jawaban 6 : 

Saya yakin  niat  Ibu menulis  autobiografi  akan menjadi kenyataan menjadi karya yang menarik. 

Ketentuan minimal  itu  45 halaman,  tapi  kalau dipajang  diperpustakaan  itu  kok  belum  menarik,  menurut  saya buku  itu sudah pantas  itu 110 halaman  keatas,  atau sekitar  200 halaman.

Moto hidupnya " Menulislah Setiap hari, Mutu dan Rezeki akan Mengikuti"'

kata kata bijak yang beliau petik dari seorang presenter kondan Helmi yahya 

"Anda punya skill yang hebat,  yang luar  biasa, lulusan dari sekolah  terbaik, punya sertifikasi  yang hebat sekali,  tetapi kalau attitude  Anda tidak menyenangkan,  (tidak disiplin, menganggap  remeh, tidak tepat waktu),  Anda akan hilang. Klien  Anda akan lari  satu persatu."

Presiden ke 3,  Prof. B.J. Habibie mengatakan, " Tidak ada gunanya Anda memiliki IQ tinggi tapi pemalas, tidak memiliki  disiplin. Yang penting adalah Anda  sehat mau berkorban untuk masa depan yang lebih cerah."