Sabtu, 27 November 2021

Menjadi Penulis Penerbit Mayor


 Pertemuan ke       : 23

Gelombang          : 22

Hari /Tanggal       :Rabu, 24  November 2021

Narasumber         : Joko Irawan Mumpuni

Moderator            : Mr Bams


Bismillahirrahmanirrahim

Sebelum masuk kemateri pembelajaran menulis malam ini, kita perkenalkan dulu profil narasumber malam ini. 

   
Bapak Joko Irawan Mumpuni adalah seorang direktur penerbitan, penerbit ANDI, Ketua 1, IKAPI DIY, Penulis buku bersertifikat BNSP dan Asesor BNSP.


Perhatikan gambar diatas, diposisi manakah kita sekarang?

Ketika sudah ada kemauan yang kuat untuk menulis buku, maka pertanyaan selanjutnya adalah kapan mulai menulis dan menulis buku apa? Awas jangan sekedar menulis buku asal jadi bila tidak ingin naskah buku kita ditolak oleh penerbit. Kita harus tahu pertimbangan utama penerbit dalam menerima naskah buku untuk diterbitkan yaitu:

Penerbit adalah perusahaan, kita harus tahu posisi perusahaan itu dimana, dan dimana pula posisi penulis , pembaca dll. Berikut adalah gambar besar industri penerbitan buku yang disederhanakan.

Jadi hanya ada 4 pihak utama yaitu Penulis, Penerbit, penyalur, Pembaca atau pasar buku. Namun demikian perkembangan literasi di Indonesia belum seperti yang banyak pihak harapkan karena masih ada hambatan-hambatan didalamnya.

Selanjutnya saya tampilkan bagimana proses buku mulai dari nasakah masuk sampai jadi buku dan didistribusikan sampai ketangan pembaca:

Lalu apa yang akan didapatkan jika penulis bukunya sampai diterima oleh penerbit mayor :
1. peningkatan Finansial : Royalti, Diskon pembelian Langsung, seminar/ mengajar
2. Peningkatan karir : Adanya kebutuhan peningkatan status jabatan, peluang karir di institusi atau perusahaan
3. Kebutuhan Bathin : buku sebagai karya monumental yang akan dikenang sepanjang masa
4. Reputasi : buku sebagai karya yang terpulikasi akan meningkatkan reputasi penulisnya. 

Jika kita punya ide, ada baiknya kita pastikan dulu, siapa yang akan menjadi pembacanya, jangan langsung ditulis, karena belum tentu ada konsumennya. kareana jika buku iyu langsung ditulis, resikonya buku itu tidak laku. 

 Kriteria penerbit dalam memutuskan apakah suatu nasakah akan diterima dan diterbitkan adalah dengan komposisi prosestase bobot penilaian sebagai berikut:
* Editor 10%
* Peluang potensi Pasar 50%-100%
* Keilmuan 30%
* Reputasi Penulis 10%-!00%


Naskah Seperti Apa yang diterbitkan ? 

"Tema tak Populer, penulis Populer " 
"Tema tak Populer, penulis tak Populer " 
"Tema  Populer, penulis Populer " 
"Tema Populer, penulis Populer " 

Kemudian salah satu menentukan apakah nama penulis nya punya nilai jual atau tidak biasanya penerbit akan cek CV dari penulis tersebut kemudian mengkonfirmasi dengan data Google Cendekia, akun sosmednya berapa followernya, berapa jumlah pertemannanya, berapa jumlah subscribernya dll. 

Yang paling sering ditanyakan oleh penulis salah satunya adalah”berapa oplah cetak buku tersebut” nah jawabnya tergantung dari apakah tema buku itu memiliki daur hidup yang panjang atau pendek, apakah tema buku tersebut memiliki pasar yang lebar? Yang paling besar oplahnya (jumlah eksemplar dicetak) adalah bila memiliki tema dengan daur hidup panjang serta memiliki pasar yang luas, sehingga bisa digambarkan dengan kwadaran seperti ini:

Kini format konten buku tema buku sudah harus menyesuikan dengan perkembagan pemasaran yang baru yaitu Marketing 5.0. lalu apa yang dimaksud dengan Marketing 5.0 ?
Marketing 5.0 adalah: aplikasi teknologi yang meniru manusia untuk menciptakan, mengkomunikasikan, menyampaikan dan meningkatkan nilai di seluruh perjalanan pelanggan.

Marketing 5.0 disebut juga teknologi berikutnya, yang merupakan sekelompok teknologi yang bertujuan untuk meniru kemampuan pemasar manusia, AI, NLP, sensor, robotika dll

Pergeseran perilaku konsumen juga akan mempengaruhi tema-tema buku apa saja yang akan laku. Perhatikan pergeserannya:

Format buku apa yang sering dibeli:



Jenis tulisan apa yang paling diminati:



Kata kata Inspirator





Tidak ada komentar:

Posting Komentar